Makalah Hakikat Pendidikan
1
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Kita sepakat bahwa pendidikan merupakan sesuatu yang tidak
asing bagi kita, terlebih lagi karena kita bergerak di bidang
pendidikan.Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok dalam kehidupan
manusia yang berfikir, bagaimana menjalani kehidupan dunia ini dalam rangka
mempertahankan hidup dalam hidup, dan penghidupan manusia yang mengembang tugas
dari Sang Kholiq untuk beribadah. Manusia sebagai mahluk yang diberikan
kelebihan oleh Allah Subhanaha watta’alla dengan suatu bentuk akal pada diri
manusia yang tidak dimiliki mahluk Allah yang lain dalam kehidupannya, bahwa
untuk mengolah akal pikirnya diperlukan suatu pola pendidikan melalui suatu
proses pembelajaran dan pendidikan itu tidak dapat luntur atau tidak dapat
dilupakan sampai akhir hayat. Juga pasti kita sepakat bahwa pendidikan
diperlukan oleh semua orang. Bahkan dapat dikatakan bahwa pendidikan ini
dialami oleh semua manusia dari semua golongan. Tetapi seringkali orang
melupakan makna dan hakikat pendidikan itu sendiri.Layaknya hal lain yang sudah
menjadi rutinitas, cenderung terlupakan makna dasar dan Karena itu benarlah
kalau dikatakan bahwa setiap orang yang terlihat dalam dunia pendidikan
sepatutnyalah selalu merenungkan makna dan hakikat pendidikan, merefleksikannya
di tengah-tengah tindakan/aksi sebagai buah Makalah singkat ini mencoba
mengungkap makna hakikat pendidikan, dan benuk pendidikan sepanjang
hayat.
2. Rumusan Masalah
1. Apa arti pendidikan ?
2. Apa hakikat Pendidikan
itu?
3. Hakikat pendidikan
menurut islam?
4. Apa Tujuan Hakikat
Pendidikan ?
5. Bagaimana yang
dimaksud dengan Pendidikan sepanjang hayat?
2
3 . Tujuan Penulisan
1. Dapat mengetahui arti
pendidikan yang ditinjau dari beberapa konsep, atau beberapa defenisi
2. Dapat mengetahui arti
dari hakikat pendidikan dan penerapannya di kehidupan sehari-hari
3. Dapat mengeahui
hakikat pendidikan menurut Islam
4. Dapat mengetahui
tentang tujuan dari hakikat pendidikan
5. Dan dapat mengetahui
tentang Pendidikan sepanjang hayat.
6. Dan Bagaimana bentuk
dan kondisi Pendidikan di masa yang akan datang.
4 . Metode Penulisan
Metode
yang digunakan yaitu metode studi pustaka atau menggunakan literature seperti,
buku dan pengambilan data dari internet atau media elektronik, serta
penulisannya menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
3
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Pendidikan
a. Pendidikan merupakan
salah satu kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia yang berfikir bagaimana
menjalani kehidupan dunia ini dalam rangka mempertahankan hidup dalam hidup dan
penghidupan manusia yang mengemban tugas dari Sang Kholiq untuk beribadah. Manusia
sebagai mahluk yang diberikan kelebihan oleh Allah Subhanaha watta’alla dengan
suatu bentuk akal pada diri manusia yang tidak dimiliki mahluk Allah yang lain
dalam kehidupannya, bahwa untuk mengolah akal pikirnya diperlukan suatu pola
pendidikan melalui suatu proses pembelajaran.
b. Berdasarkan
undang-undang Sisdiknas No.20 tahun 2003 Bab I, bahwa pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa
dan negara.
c. Menurut William
F Pendidikan harus dilihat di dalam cakupan pengertian yang luas.
Pendidikan juga bukan merupakan suatu proses yang netral sehingga terbebas dari
nilai-nilai dan Ideologi.
d. Kosasih Djahiri (1980
: 3) mengatakan bahwa Pendidikan adalah merupakan upaya yang terorganisir,
berencana dan berlangsung kontinyu (terus menerus sepanjang hayat) kearah
membina manusia/anak didik menjadi insan paripurna, dewasa dan berbudaya
(civilized).
e. Dalam bahasa
Yunani pendidikan adalah pedagogik, yaitu : ilmu menuntun anak.
f. Orang Romawi melihat
pendidikan sebagai educare, yaitu mengeluarkan dan menuntun, tindakan
merealisasikan potensi anak yang dibawa waktu dilahirkan di dunia.
4
g. Bangsa Jerman melihat
pendidikan sebagai Erziehung yakni : membangkitkan kekuatan terpendam atau mengaktifkan
kekuatan/potensi anak.
h. Dalam bahasa
Jawa, pendidikan berarti panggulawentah (pengolahan), mengolah, mengubah
kejiwaan, mematangkan perasaan, pikiran, kemauan dan watak, mengubah
kepribadian sang anak.
i. Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendidikan berasal dari kata dasar didik dan
kecerdasan pikiran.
Apabila
ditarik secara garis besar dapat di artikan pendidikan ialah proses pengubahan
sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan
manusia melalui upaya pengajaran dan latihan, proses perbuatan, cara mendidik
masyarakatnya.
Terlepas dari berbagai macam definisi pendidikan yang
diutarakan oleh para ahli, dapat disimpulkan bahwa pendidikan mengandung
unsur-unsur sebagai berikut:
1. Usaha
Pendidikan mengandung unsur usaha. Hal ini dibutuhkan untuk mencapai sebuah
tujuan yang telah direncanakan.
2. Tujuan
Pendidikan harus memiliki sebuah tujuan yang jelas. Hal ini diperlukan untuk
terfokusnya sistem pendidikan yang berlangsung.
3. Lingkungan
Pendidikan harus memiliki suatu lingkungan tertentu. Tanpa adanya lingkungan
tersebut, maka pendidikan yang berlangsung akan berjalan dengan tidak teratur.
4. Kesengajaan
Pendidikan adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sengaja dan sadar.
5
FUNGSI
DAN PERANAN MANUSIA
Peran yang hendaknya dilakukan seorang manusia :
1. Belajar.
2. Mengajarkan ilmu.
3. Membudayakan ilmu
Ilmu yang telah diketahui bukan hanya untuk disampaikan kepada orang lain
melainkan dipergunakan untuk dirinya sendiri dahulu agar membudaya.
Manusia terlahir bukan atas kehendak diri sendiri melainkan atas kehendak
Tuhan. Manusia mati bukan atas kehendak dirinya sendiri Tuhan yang menentukan
saatnya dan caranya. Seluruhnya berada ditangan Tuhan Hukum Tuhan adalah hukum
mutlak yang tak dapat dirubah oleh siapapun hukum yang penuh dengan rahasia
bagi manusia yang amat terbatas pikirannya.
Pendidikan bagi manusia dapat diartikan sebagai keseluruhan proses pendidikan
yang diorganisasikan, mengenai apapun bentuk isi, tingkatan status dan metode
apa yang digunakan dalam proses pendidikan tersebut, baik formal maupun
non-formal, baik dalam rangka kelanjutan pendidikan di sekolah maupun sebagai
pengganti pendidikan di sekolah, di tempat kursus, pelatihan kerja maupun di
perguruan tinggi, yang membuat manusia mampu mengembangkan kemampuan,
keterampilan, memperkaya khasanah pengetahuan, meningkatkan kualifikasi
keteknisannya atau keprofesionalannya dalam upaya mewujudkan kemampuan ganda
yakni di suatu sisi mampu mengembangankan pribadi secara utuh dan dapat mewujudkan
keikutsertaannya dalam perkembangan sosial budaya, ekonomi, dan teknologi
secara bebas, seimbang, dan berkesinambungan.
6
2. Pengertian Hakikat
Pendidikan
a. Pengertian Hakikat
Pendidikan
Hakikat pendidikan itu dapat dikategorisasikan dalam dua
pendapat yaitu: pendekatan epistemologis dan pendekatan ontologi atau
metafisik. Kedua pendekatan tersebut tentunya dapat melahirkan jawaban yang
berbeda-beda mengenai apakah hakikat pendidikan itu. Di dalam pendidikan epistemologis yang
menjadi masalah adalah akar atau kerangka ilmu pendidikan sebagai ilmu.
Pendekatan tersebut mencari makna pendidikan sebagai ilmu yaitu mempunyai objek
yang akan merupakan dasar analisis yang akan membangun ilmu pengetahuan yang
disebut ilmu pendidikan. Dari sudut pandang pendidikan dilihat sebagai sesuatu
proses yang interen dalam konsep manusia. Artinya manusia hanya dapat
dimanusiakan melalui proses pendidikan Dengan demikian hakikat pendidikan
adalah sangat ditentukan oleh nilai-nilai, motivasi dan tujuan dari pendidikan
itu sendiri.Maka hakikat pendidikan dapat dirumuskan sebagi berikut :
1. Pendidikan merupakan
proses interaksi manusiawi yang ditandai keseimbangan antara kedaulatan subjek
didik dengan kewibawaan pendidik.
2. Pendidikan
merupakan usaha penyiapan subjek didik menghadapi lingkungan yang mengalami
perubahan yang semakin pesat;
3. Pendidikan
meningkatkan kualitas kehidupan pribadi dan masyarakat.
4. Pendidikan
berlangsung seumur hidup, Pendidikan merupakan kiat dalam menerapkan
prinsip-prinsip ilmu.

• Pendekatan
reduksionisme
Pendekatan-pendekatan reduksionisme melihat proses pendidikan peserta didik dan
keseluruhan termasuk lembaga-lembaga pendidikan, menampilkan pandangan
ontologis maupun metafisis tertentu mengenai hakikat pendidikan. Teori-teori
tersebut satu persatu sifatnya mungkin mendalam secara Vertikal namun tidak
melebar secara horizontal.
7
Peserta didik, anak manusia, tidak hidup secara terisolasi
tetapi dia hidup dan berkembang di dalam suatu masyarakat tertentu, yang
berbudaya, yang mempunyai visi terhadap kehidupan di masa depan, termasuk
kehidupan pasca kehidupan.
•
Pendekatan holistik integrative
•
Pendekatan Redaksional
Teori-teori
/ pendekatan redaksional sangat banyak dikemukakan di dalam
khazanah ilmu pendidikan. Dalam hal ini akan dibicarakan berbagai pendekatan
reduksionaisme sebagai berikut:
1. Pendekatan pedagogis / pedagogisme
Titik tolak dari teori ini ialah anak yang akan di besarkan menjadi manusia
dewasa. Pandangan ini apakah berupa pandangan nativisme schopenhouer serta
menganut penganutnya yang beranggapan bahwa anak telah mempunyai
kemampuan-kemampuan yang dilahirkan dan tinggal di kembangkan saja.
2. Pendekatan Filasofis / religionisme
Anak manusia mempunyai hakikatnya sendiri dan berada dengan hakikat orang
dewasa. Oleh sebab itu, proses pendewasaan anak bertitik-tolak dari anak
sebagai anak manusia yang mempunyai tingkat-tingkat perkembangan sendiri.
3. Pendekatan religius / religionisme
Pendekatan religius / religionisme dianut oleh pemikir-pemikir yang melihat
hakikat manusia sebagai makhluk yang religius. Namun demikian kemajuan ilmu
pengetahuan yang sekuler tidak menjawab terhadap kehidupan yang bermoral.
4. Pendekatan psikologis / psikologisme
Pandangan-pandangan pedagogisme seperti yang telah diuraikan telah lebih memacu
masuknya psikologi ke dalam bidang ilmu pendidikan hal tersebut telah
mempersempit pandangan para pendidik seakan-akan ilmu pendidikan terbatas
kepada ilmu mengajar saja.
8
5. Pendekatan negativis / negativism
Pendidikan ialah menjaga pertumbuhan anak. Dengan demikian pandangan
negativisme ini melihat bahwa segala sesuatu seakan-akan telah tersedia di
dalam diri anak yang bertumbuh dengan baik apabila tidak dipengaruhi oleh
hal-hal yang merugikan pertumbuhan tersebut.
6. Pendekatan sosiologis / sosiologismu
Pandangan sosiologisme cenderung berlawanan arah dengan pedagogisme.
Titik-tolak dari pandangan ini ialah prioritas kepada kebutuhan masyarakat dan
bukan kepada kebutuhan individu
Pendidikan merupakan transfer of knowledge, transfer of
value dan transfer of culture and transfer of religius yang semoga
diarahkan pada upaya untuk memanusiakan manusia. Hakikat proses pendidikan ini
sebagai upaya untuk mengubah perilaku individu atau kelompok agar memiliki
nilai-nilai yang disepakati berdasarkan agama, filsafat, ideologi, politik,
ekonomi, sosial, budaya dan pertahanan keamanan.
Selain itu hakekat pendidikan juga mengarah pada
asas-asas seperti :
1. asas/pendekatan
manusiawi/humanistik serta meliputi keseluruhan aspek/potensi anak didik serta
utuh dan bulat (aspek fisik–non fisik : emosi–intelektual ; kognitif–afektif
psikomotor), sedangkan pendekatan humanistik adalah pendekatan dimana anak
didik dihargai sebagai insan manusia yang potensial, (mempunyai kemampuan
kelebihan – kekurangannya dll), diperlukan dengan penuh kasih sayang – hangat –
kekeluargaan – terbuka – objektif dan penuh kejujuran serta dalam suasana
kebebasan tanpa ada tekanan/paksaan apapun juga.
2. Asas kemerdekaan;
Memberikan kemerdekaan kepada anak didik, tetapi bukan kebebasan yang leluasa,
terbuka (semau gue), melainkan kebebasan yang dituntun oleh kodrat alam, baik
dalam kehidupan individu maupun sebagai anggota masyarakat.
9
3. Asas kodrat Alam; Pada
dasarnya manusia itu sebagai makhluk yang menjadi satu dengan kodrat alam,
tidak dapat lepas dari aturan main (Sunatullah), tiap orang diberi keleluasaan,
dibiarkan, dibimbing untuk berkembang secara wajar menurut kodratnya.
4. Asas kebudayaan;
Berakar dari kebudayaan bangsa, namun mengikuti kebudyaan luar yang telah maju
sesuai dengan jaman. Kemajuan dunia terus diikuti, namun kebudayaan sendiri
tetap menjadi acauan utama (jati diri).
5. Asas kebangsaan;
Membina kesatuan kebangsaan, perasaan satu dalam suka dan duka, perjuangan
bangsa, dengan tetap menghargai bangsa lain, menciptakan keserasian dengan
bangsa lain.
6. Asas kemanusiaan;
Mendidik anak menjadi manusia yang manusiawi sesuai dengan kodratnya sebagai
makhluk Tuhan.
Jadi pada intinya, Hakikat Pendidikan: mendidik
manusia menjadi manusia sehinggah hakekat atau inti dari pendidikan tidak akan
terlepas dari hakekat manusia, sebab urusan utama pendidikan adalah manusia.
Wawasan yang dianut oleh pendidik tentang manusia akan mempengaruhi strategi
atau metode yang digunakan dalam melaksanakan tugasnya, disamping konsep
pendidikan yang dianut.
Pendidikan merupakan kiat dalam menerapkan prinsip-prinsip
ilmu pengetahuan dan teknologi bagi pembentukan manusia seutuhnya. Pada
dasarnya pendidikan harus dilihat sebagai proses dan sekaligus sebagai tujuan.
Artinya proses pendidikan mempunyai visi yang jelas. Individu menjadi manusia
karena proses belajar atau proses interaksi manusiawi dengan manusia lain. Ini
mengandung arti bahwa proses interaksi dalam kehidupan social menjadi salah
satu panutan atau komponen pembentuk hakekat pendidikan yang dimengerti sebagai
memanusiakan manusia, atau bagaiamana mengiringi manusia dalam proses pencarian
ilmu pengetahuan untuk bergerak dari ketidaktahuaan menjadi paham dan yakin
akan sesuatu yang di telaah/dipelajarinya, mengembangkan potensi lahirianya dan
spiritual manusia sehingga yang tercipta dari proses pendidikan tersebut adalah
manusia yang mampu mengembangkan potensi
10
diri menjadi insan yang cerdas intelegensi dan spiritualnya
yang mampu menghasilkan (produktif) bukan hanya mampu memakai/menghabiskan
(komsumtif), membimbing akhlak manusia menjadi insan yang mampu
mengaaplikasikan ilmu pengetahuannya untuk kemaslahatan/keselamatan pribdi dan
umat lainnya.
b. Hakikat Pendidikan menurut Islam
Pendidikan secara semantik menunjukkan pada suatu
kegiatan atau proses yang berhubungan dengan pembinaan yang dilakukan seseorang
kepada orang lain . Pengertian tersebut belum menunjukkan adanya program,
sistem, dan metoda yang lazimnya digunakan dalam melakukan pendidikan atau
pengajaran. Ada 3 pengerian hakikat pendidikan di dalam islam yaitu:
1. Ta”lim : Pembinaan/Pengarahan
(Ilmu Pengetahuan)
2. Tarbiyah : Pengajaran
3. Ta”dib : Pembinaan/Pengarahan
(moral dan esetika)
Pendidikan menurut islam adalah keseluruhan pengertian yang
terkandung didalam ketiga istilah tersebut. Namun demikian, ketiga istilah
tersebut sebenarnya memberi kesan bahwa antara satu dan yang lainnya berbeda.
Beda istilah ta‟lim mengesankan memberikan proses pemberian bekal
pengetahuan. Sedangkan istilah tarbiyah, mengesankan proses pembinaan dan
pengarahan bagi pembentukan kepribadian dan sikap mental.sementara istilah ta‟dib mengesankan
proses pembinaan dan pengarahan bagi pembentukan kepribadian dan sikap mental,
sedangkan sitilah ta‟dib mengesankan proses pembinaan terhadap sikap
moral dan estetika dalam kehidupan yang lebih mengacu pada peningkatan martabat
manusia.
11
3 . Tujuan Hakikat Pendidikan
Oleh
karena itu tepat sekali dikatakan pada dassarnya pendidikan mempunyai dua
tujuan besar yakni mengembangkan individu dan masyarakat yang “ smart and good”
(Lickona 1992 : 6). Konsepsi tujuan tersebut mengandung arti bahwa tujuan
pendidikan tidak lain adalah mengembangkan individu dan masyarakat agar cerdas
(smart) dan baik (good).
Secara elaboratif tujuan ini oleh bloom dkk (1962)
dirinci menjadi tujuan pengembangan kognitif, afektif, dan psikomotorik, yakni
pengembangan pengetahuan dan pengertian, nilai dan sikap, dan keterampilan
psikomotorik.
Pasal 1 butir 1 UU Sidikan 20/2003, ditegaskan bahwa
pendidikan adalah usaha dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, penendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Dalam pasal 3 dikemukakan bahwa Pendidikan Nasional
berfungsimengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, beraklak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.
12
4 . Pendidikan Sepanjang Hayat
Manusia adalah
makhluk yang tumbuh dan berkembang.Ia ingin mencapai suatu kehidupan yang
optimal. Selama manusia berusaha untuk meningkatkan
kehidupannya, baik dalam meningkatkan dan mengembangkan pengetahuan,kepribadian, maupun
keterampilannya,secara sadar atau tidak sadar,maka selama itulah pendidikan
masih berjalan terus.
Pendidikan sepanjang
hayat merupakan asas pendidikan yang cocok bagi orang-orang yang hidup dalam
dunia transformasi,dan di dalam masyarakat yang saling mempengaruhi seperti
saat zaman globalisasi sekarang ini.Setiap manusia dituntut untuk menyesuaikan
dirinya secara terus menerus dengan situasi baru.Pendidikan sepanjang hayat
merupakan jawaban terhadap kritik-kkritik yang dilontarkan pada
sekolah.Sistem sekolah secara tradisional mengalami kesukaran dalam
menyesuaikan diri dengan perubahan kehidupan yang sangat cepat dalam abad
terakhir ini dan tidak dapat memenuhi kebutuhan hidup-kebutuhan hidup atau
tuntunan manusia yang makin meningkat.Pendidikan di sekolah hanya terbatas pada
tingkat pendidikan dari sejak kanka-kanak sampai dewasa,tidak akan memenuhi
persyaratan-persyaratan yang dibutuhkan dunia yang berkembang pesat.Dunia yang
selalu berubah ini membutuhkan suatu sistem yang fleksibel.Pendidikan harus
tetap bergerak dan mengenal inovasi secara terus menerus.
Bentuk pendidikan
ini menekankan pada pemerolehan pengetahuan dan keterampilan khusus serta
praktis yang secara langsung bermanfaat dalam kehidupan di masyarakat.Philip
H.Coombs(Uyoh Sadulloh ,1994:65),mengemukakan beberapa bentuk pendidikan di
masyarakat antara lain:
a.Program persamaan bagi mereka yang
tidak pernah bersekolah atau putus
sekolah b.Program
pemberantasan buta
huruf c.Penitipan
bayi dan penitipan anak pra sekolah d.Kelompok
pemuda tanie.Perkumpulan olahraga dan
rekreasi f.Kursus-kursus
keterampilan
13
Terjadinya suatu perubahan pandangan pendidikan ke arah
Pendidikan Sepanjang Hayat
(PSH),karena: a.Konsep
Pendidikan Sepanjang Hayat dilandasi alasan
bahwa: 1.Program
persamaan bagi mereka yang tidak pernah bersekolah atau putus sekolah
2.Program
pemberantasan 3.Penitipan
bayi dan penitipan anak pra
sekolah
4.Kelompok pemuda
tani 5.Perkumpulan
olah raga dan
rekreasi
6.kursus-kursus keterampilan
Terjadinya suatu
perubahan pandangan pendidikan kearah Pendidikan Sepanjang Hayat (PSH),karena :
a.Konsep Pendidikan Sepanjang Hayat dilandasi alasan bahwa :
1.Semakin banyaknya keluaran dari system persekolahan
(system pendidikan formal)yang ingin
melanjutkan pendidikan ,
2.Cepatnya perkembangan pengetahuan baru meningkatnya
kebutuhan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan dan tuntunan masan.
b.Pendidikan Sepanjang Masa di pandang sebagai hal yang
melatar belakangi kebutuhan system pendidikan secara keseluruhan
yang dapat merespon kebutuhan dan tujuan dasar bidang sosial ekonomi,politik
dan kebudayaan.
c.Banyaknya hasil penelitian tentang sekolah yang antara
lain menyatakan “Bahwa system pendidikan dewasa ini tidak sesuai sebagaimana
yang diharapkan”.
d.Peningkatan kuantitas dan kualitas sekolah tidak membantu
memecahkan pemenuhan kebutuhan hidup ,dan perbaikan system sekolah
hanya menguntungkan mereka yang sudah mendapat kesempatan sekolah,sedang di
luarnya masih banyak berjuta-juta anak yang menunggu
14
kesempatan ini.Dalam rangka ini fungsi guru adalah membantu
anak untuk mengetahui sesuatu yang ada dalam dirinya.
e.Keterbatasan system persekolahan yang telah mempaketkan
atau membakukan sehingga para siswa menerima pengetahuan dengan keahlian yang
telah terpilihkan dan dengan resiko dapat digunakan/tidak setelah akhir
studinya.Di sisi lain system persekolahan,mengharuskan siswa berada di dalam
bentuk menyeluruh dan keahlian yang sejenis sehingga terasing dari pengetahuan
dan keahlian lain.
Konsep /teori Pendidikan Belajar Sepanjang Hayat sehingga
berbeda dengan dimensi pendidikan sekolah adalah sbb: Asas
pendidikan seumur hidup itu merumuskan suatu asas bahwa pendidikan
merupakan suatu proses kontinyu ,yang bermula sejak seseorang dilahirkan hingga
meninggal,Proses pendidikan ini tidak hanya terbatas pada bangku sekolah
,tetapi juga mencakup bentuk-bentuk belajar secara informal baik yang
berlangsung dalam keluarga ,dalam pekerjaan dan dalam kehidupan
bermasyarakat.inilah yang membedakan konsep Pendidikan Seumur Hidup sehingga
berbeda dengan pendidikan sekolah .Implikasi bag pengembangan pendidikan
sekolah dan pendidikan yang di masyarakat adalah sebagai berikut .Implikasi di
artikan sebagai akibat langsung atau konsekuensi dari suatu
keputusan ,tentang pelaksanaan pendidikan seumur hidup.
Oleh karena itu ada beberapa
hal yang perlu dihidupkan dalam proses pengembangan pendidikan sekolah (belajar
mengajar) yakni :
1.Perkembangan peserta didik,yaitu salah satu nilai mendasar
dalam menumbuhkan perkembangan diri anak adalah rasa keperayaan diri.
2.Kemandirian anak,yaitu kemampuan anak untuk menentukan
diri,pendapat maupun penlaian atas diri dan realitas sosial harus dihargai
3.Vitalis model hubungan demokrasi,yaitu yang diberlakukan
dalam proses belajar mengajar bukan sikap otoriter ,yang menempatkan guru sebagai
lawan dari guru,melainkan sikap partisipatif dan kooperatif.
15
4.Vitalisasi jiwa eksploratif,dalam kerangka ini ,jiwa
eksploratif sangatlah penting mendapat ruang gerak .Daya kritis anak,semangat
mencari,menyelidiki dan meneliti perlu di tumbuhkan .Hal inilah sebagai basis
lahirnya kreativitas
5.Kebebasan.ada dua hal mengapa kebebasan di pelukan
,pertama:kebebasan merupakan hak asasi manusia yang mendasar ,artinya hak untuk
bicara ,berkreasi merupakan bagian dari hak asasi manusia ,kedua :kebebasan merupakan
syarat untuk perkembangan.Anak-anak yang selalu di kekang dengan sikap otoriter
tidakmungkin akan bisa berkembang secara kritis,apalagi mampu berkreasi ,selain
memiliki ketergantungan yang mutlak ‘
6.Menghidupkan pengalaman anak pengalaman anak harus
diperhatikan karena anak didik akan lebih tertarik dan mengikutkan hatinyadalam
kegiatan belajar kalau apa yang di termanya terkait dengan dunia nyata.
7,Keseimbangan pengembangan aspek personal dan sosial
;keseimbangan individualitas dan sosial akan melatih peserta didik untuk mampu
bekerjasa dalam masyarakat,dan anak akan lebih terlatih untu k mampu
membiasakan diri hidup dalam kompetisi yang sehat dengan semangat solider an
saling menghargai .
8.Kecerdasan emosional dan spiritual:kecerdasan anak perlu ditumbuh
kembangkan dalam pembelajaran .Ini justru sangat penting karena kecerdasan
emosi memungkinkan peserta didik mampu menumbuhkan sikap empati dan kepedulian
,kejujuran ,tenggang rasa ,pengertian dan integritas diri serta keterampilan
sosial yang merupakan landasan bagi tumbuhnya kesadaran moralanak.
Kalau
kita mendengar kalimat sepanjang hayat artinya tidak akan pernah punah, atau
tidak akan pernah pudar sepanjang waktu kecuali suatu zat, benuk itu mati. Begitu
halnya juga dengan pendidikan, pendidikan tidak akan pernah punah atau pudar,
bahkan terkadang ilmu atau materi yang didapat dari pendidikan biasanya
bertambah dari zaman ke zaman seiring dengan kemajuaan teknologi. Mengapa
pendidikan itu dapat dikatakan harta yang paling berharga sepanjang hayat?,
karena pendidikan inilah yang akan anda ajarkan kepada setiap generasi masa
16
depan anda, bahkan ilmu yang anda dapatkan di waktu dulu
mungkin dapat berbeda atau terjadi penambahan ilmu dengan generasi
anda dimasa depan.
Kalau
kita ingin mendalami suatu ilmu atau suatu pendidikan maka sampai anda mati pun
masih ada ilmu yang anda belum temui atau anda belum ketahui, bahkan ilmu atau
suatu pendidikan dapat membawa kita kea rah yang lebih baik untuk masa depan
kita dan masa depan generasi kita kelak nanti. Apalagi dizaman globalisasi ini
orang yang tidak berpendidikan atau berilmu masih saja terus dipandang rendah
dan ditertawakan, bagaimana orang yang hidup dimasa depan nanti?, sekarang anda
dapat membayangkan 50 tahun kedepan atau beberapa ahun ke depan nasib anda
apabila anda tidak berpendidikan. Janganlah kita jauh-jauh memberi contoh
dilingkungan anda saja, mungkin anda berpendapa bahwa pendidikan itu tidak
bermanfaat, tapi kelak anda butuhkan untuk masa depan anda, contoh kecil
dilingkungan keluarga :
Ibu yang tidak mengeyam pendidikan dimasa lalunya, dapat
diperbudak atau dapa dibohongi oleh anaknya sendiri dalam masalah biaya atau
pembayaran disekolah, yang tadinya pembayaran disekolah hanya Rp. 150.000 ,
anaknya minta ke ibunya Rp. 200.000, kalau ibu yang dapa mengerti atau memiliki
pendidikan maka seorang ibu itu akan mengecek nya kesekolah, itu hanya contoh
kecil di keluarga, bagaimana dengan di lingkungan luar, yakin dan percaya anda
hanya dapat diam saat anda dihadapkan suatu masalah apabila anda tidak memiliki
ilmu atau anda tidak berpendidikan maka itulah diperlukan adanya pendidikan,
dan pendidikan iu digunakan sepanjang hayat kita.
17
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Dari materi diatas dapat disimpulkan bahwa Hakikat
Pendidikan adalah
1. Pendidikan merupakan
proses interaksi manusiawi yang ditandai keseimbangan antara kedaulatan subjek
didik dengan kewibawaan pendidik.
2. Pendidikan
merupakan usaha penyiapan subjek didik menghadapi lingkungan yang mengalami
perubahan yang semakin pesat;
3. Pendidikan
meningkatkan kualitas kehidupan pribadi dan masyarakat.
4. Pendidikan
berlangsung seumur hidup, Pendidikan merupakan kiat dalam menerapkan
prinsip-prinsip ilmu.
Pendidikan sangat bermanfaat dikehidupan selanjutnya karena
pendidikan dapat mengangakat harkat dan martabat seseorang, dan pendidikan
tidak akan pernah pudar.
2. Saran/Kritik
1. Sebaiknya kita tidak
hanya mendengar kata pendidikan, tapi kita harus mengetahui apa arti sebenarnya
dari pendidikan, dan apa yang dimaksud dengan pendidikan.
2. Sebaiknya kita harus
mengejar pendidikan, atau mempelajari suatu ilmu, karena pendidikan digunakan
sepanjang hayat.
18
DAFTAR PUSTAKA
hhtp://ian43.wordpress.com/2010/10/18/hakikat-fungsi-dan-tujuan-pendidikan
kewarganegaraan-di-sd/
http://www.scribd.com/doc/39855518/Makalah -Pedidikan
-Sepanjang- Hayat
http://journal.uny.ac.id/index.php/jppm
Makalah Hakikat Pendidikan
Reviewed by Agungwee777
on
02:04
Rating:

No comments: