MAKALAH PSIKOLOGI ANAK “MASA KANAK-KANAK AWAL”

MAKALAH
PSIKOLOGI ANAK
“MASA KANAK-KANAK AWAL”

Disusun untuk memenuhi tugas Mata kuliah Psikologi Anak
Dosen Pengampu: Allif Rahmi Hani, M.Psi.Psi





Di susun oleh : kelompok 6

1.         Siti Masitoh               12110181
2.         Yulia Kurniawati        12110182
3.         Khasanatul Lidayati   12110183
4.         Mirawati                   12110184
5.         Liska Maya Rina       12110185
6.         Venia Rahmayanti      12110186




FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN
IKIP PGRI SEMARANG
2012 / 2013







BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Masa kanak-kanak awal atau bisa disebut juga masa prasekolah merupakan fase perkembangan individu sekitar 2-6 tahun, ketika anak mulai memiliki kesadaran tentang dirinya sebagai pria atau wanita, dapat mengatur diri dalam buwang air dan mengenal beberapa hal yang di anggap berbahaya atau mencelakakan dirinya. Memberikan gambaran singkat tentang perkembangan fisik, motorik, bicara, emosi, sosial, dan bermain pada awal masa kanak-kanak dan membandingkan perkembangan bidang-bidang ini dengan perkembangan yang berkembang pada masa bayi.  

B.     Rumusan Masalah
1)      Bagaimana masa perkembangan pada waktu anak-anak itu ?
2)      Apa saja yang dialami anak-anak pada fase ini ?

C.    Tujuan Masalah
1)      Menjelaskan masa perkembangan anak-anak
2)      Memberikan wawasan dan informasi tentang masa kanak-kanak awal
3)      Untuk memenuhi tugas “Psikologi perkembangan Anak”













BAB II
PEMBAHASAN

A.    Ciri- Ciri  Awal Masa Kanak-Kanak
-          Sebutan yang Digunakan Orang Tua
Sebagian besar orang tua mengganggap awal masa kanak-kanak sebagai usia  yang mengundang masalah atau usia sulit. Alasan mengapa masalah perilaku lebih sering terjadi di awal masa kanak-kanak ialah karena anak-anak sedang dalam proses pengembangan kepribadian yang unik dan menuntut kebebasan yang umumnya kurang berhasil. Sering kali marah tanpa alasan. Anak lebih sering kali bandel, keras kepala dan melawan. Sering kali orang tua juga menganggap masa awal kanak-kanak sebagai usia mainan karena anak menghabiskan sebagian besar waktunya untuk bermain dengan mainannya. Selama tahun prasekolah, taman kanak-kanak, pusat penitipan anak-anak dan kelompok bermain, semuanya menekankan permainan yang memakai mainan. Akibatnya, baik sendiri atau berkelompok, mainan merupakan unsur yang penting dari aktivitas bermain mereka.
-          Sebutan yang Digunakan Para Pendidik
Para pendidik menyebut tahun-tahun awal masa kanak-kanak sebagai usia prasekolah untuk membedakannya dari saat dimana anak dianggap cukup tua, bauk secara fisik dan mental, untuk menghadapi tugas-tugas pada saat mereka mulai mengikuti pendidikan formal. Anak yang mengikuti taman indria atau taman kanak-kanak, tekanan dan harapan yang dikenakan kepada anak-anak sangat berbeda dengan apa yang dialaminya pada saat memulai pendidikan formal di kelas satu. Awal masa kanak-kanak, baik di rumah maupun di lingkungan prasekolah, merupakan masa persiapan.
-          Sebutan yang Digunakan Para Ahli Psikologi
Salah satu sebutan yang banyak digunakan adalah usia kelompok, masa dimana anak-anak mempelajari dasar-dasar perilaku sosial sebagai persiapan bagi kehidupan sosial yang lebih tinggi yang diperlukan untuk penyesuaian diri pada waktu mereka masuk kelas satu.
Karena perkembangan utama yang terjadi selama awal masa kanak-kanak berkisar di seputar penguasaan dan pengendalian lingkungan, banyak ahli psikologi melabelkan awal masa kanak-kanak sebagai usia menjelajah, sebuah label yang menunjukkan bahwa anak-anak ingin mengetahui keadaan lingkungannya, bagaimana mekanismenya, bagaimana perasaannya dan bagaimana ia dapat menjadi bagian dari lingkungan. Salah satu cara yang umum dalam menjelajahi lingkungan adalah dengan bertanya :  jadi periode ini sering disebut usia bertanya.
Yang paling menonjol dalam periode ini adalah meniru pembicaraan dan tindakan orang lain. Oleh karena itu, periode ini juga dikenal sebagai usia meniru. Namun meskipun kecenderungan ini tampak kuat tetapi anak lebih menunjukkan kreativitas daalm bermain selama masa kanak-kanak dibandingkan dengan masa lain dalam kehidupannya. Dengan alasan ini, ahli psikologi juga menamakan periode ini sebagai usia kreatif.

B.     Perkembangan Fisik
Pertumbuhan selama awal masa kanak-kanak berlangsung lambat dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan masa bayi. Awal masa kank-kanak merupakan masa pertumbuhan yang relatif seimbang meskipun  terdapat perbedaan musim; bulan juli sampai pertengahan desember merupakan saat yang terbaik untuk peningkatan berat badan dan april sampai pertengahan agustus untuk peningkatan tinggi tubuh.
Perkembangan fisik merupakan dasar bagi kemajuan perkembangan berikutnya. Dengan meningkatnya pertumbuhan tubuh, baik menyangkut ukura berat dan tinggi, maupun kekuatannya memungkinkan anak untuk dapat lebih mengembangkan ketrampilan fisiknya, dan ekplorasi terhadap lingkungannya dengan tanpa bantuan dari orang tuanya.
Proporsi tubuhnya berubah secara drastis, seperti pada usia 3 tahun, rata-rata tingginya sekitar 80-90 cm, dan beratnya sekitar 10-13 kg, sedang pada usia 5 tahun, tingginya sudah mencapai sekitar 100-110 cm. Tulang kakinya tumbuh dengan cepat, namun pertumbuhan tengkorak tidak secepat usia sebelumnya. Pertumbuhan giginya semakin lengkap/komplit, sehingga dia sudah menyenangi makanan padat, seperti daging, sayuran, buah-buahan, dan kacang-kacangan.
Pertumbuhan otaknya pada usia 5 tahun sudah mencapai 75 % dari ukuran orang dewasa, dan 90 % pada usia 6 tahun. Disamping itu, pada usia ini banyak juga perubahan fisilogis lainnya seperti 1) pernafasan menjadi lebih lambat dan mendalam, 2) denyut jantung lebih lambat dan menetap.
Perkembangan fisik anak sangat diperlukan gizi yang cukup baik protein (untuk membangun sel-sel tubuh), vitamin dan mineral (untuk pertumbuhan struktur tubuh), dan karbohidrat (untuk energi). Menurut penelitian Mederith (Ambron,1981:259) anak-anak yang hidupnya ditimpa kemiskinan/kemelaratan baik di Afrika, India, Pakistan, maupun Amerika Selatan, tubuhnya pendek-pendek, dan kurus-kurus apabila dibandingkan dengan anak-anak lainnya.
Kekurangan gizi (malnutrisi) dapat mengakibatkan kecacatan fisik dan kelemahan mental lebih jauh anak akan rentan (mudah terkena) penyakit atau infeksi, baik mata, telinga, maupun sistem pernapasan. Mereka kurang memiliki kemampuan atau kesiapan fisik.
Perkembangan fisik anak ditandai juga dengan perkembangannya kemampuan dan ketrampilan motorik baik kasar ataupun lembut.
Dalam rangka membantu perkembangan fisik anak maka guru taman kanak-kanak seyogyanya memberikan bimbingan kepada mereka agar memiliki kesadaran akan kemampuan sensorisnya, dan juga memiliki sikap yang positif terhadap dirinya. Bimbingan guru itu berkaitan dengan pengembangan aspek-aspek berikut:
a.       Pengenalan/pengetahuan akan namanya dan bagian-bagian tubuhnysa.
b.      Kemampuan untuk mengidentifikasi fungsi-fungsi tubuh.
c.       Pemahaman bahwa walaupun setiap individu berbeda dalam penampilannya, seperti perbedaan dalam warna rambut, kulit dan mata, atau tingginya, namun semua orang memiliki kesamaan karakteristik fisik yang sama.
d.      Menerima bahwa semua orang memiliki keterbatasan dalm kemampuannya, seperti setiap orang dapat berjalan, berlari atau melompat, tetapi tidak ada seorang pun yang dapat terbang.
e.       Kemampuan untuk memahami bahwa tubuh itu berubah secara konstan, dan pertumbuhan fisik berawal dari kelahiran dan berakhir dengan kematian.
f.       Pemahaman akan pentingnya tidur, dan juga sebagai dua siklus kehidupan yang penting bagi kehidupan.
g.      Mengetahui kesadaran sensori (merasa, melihat, mendengar, mencium, dan menyentuh/meraba).
h.      Memahami keterbatasan fisik, seperti lelah, sakit, dan melemah (Aundrey Curtis, 1998).

C.    Perkembangan Intelektual
Menurut Piaget, perkembangan kognitif pada usia ini berada pada periode preoperasional, yaitu tahapan dimana anak belum mampu menguasai operasi mental secara logis. Yang dimaksud dengan operasi adalah kegiatan-kegiatan yang diselesaikan secara mental bukan fisik. Periode ini ditandai dengan berkembangnya representasional, atau “symbolic function” yaitu kemampuan menggunakan sesuatu untuk merepresentasikan (mewakili) sesuatu yang lain dengan menggunakan simbol (kata-kata, gesture/bahasa gerak, dan benda).
Meskipun berpikir melalui simbol dipandang lebih maju dari berpikir periode sensorimotor, namun kemampuan berpikir ini masih mengalami keterbatasan. Keterbatasan yang menandai, atau yang menjadi karakteristik periode preoperasional adalah sebagai berikut:
a.       Egosentrisme, yang maksudnya bukan “ selfishness” (egois), atau arogan (sombong), namum merujuk kepada 1) diferensiasoi diri, lingkungan orang lain yang tidak sempurna, dan 2) kecenderungan untuk mempersepsi, memahami dan menafsirkan sesuatu berdasarkan sudut pandang sendiri.  Ia berpendapat, bahwa pribadinya adalah satu dan berpadu erat dengan lingkungannya, ia belum mampu memisahkan diri sendiri dari lingkungannya.
b.      Kaku dalam berpikir  , salah satu karekteristik berfikir pre operasional adalah kaku (frozen). Salah satu contohnya , berfikirnya itu bersifat centration (memusat ), yaitu kecenderungan berfikir atas dasar satu dimensi , baik mengenai objek maupun peristiwa ,dan tidak menolak dimensi-dimensi lainnya.contohnya,piaget memper lihatkan dua gelas yang berisi cairan yang sama tingginya. Kepada anak ditannyakan apakah kedua gelas itu ber isi jumlah cairan yang sama dengan mudahnya anak itu menjawabnya. Berikutnya kepada anak diminta untuk menuang sendiri salah satu isi dari kedua gelas itu ke gelas lain yang lebih pendek dan lebih besar.kepada anak ditanyakan ulang, mana yang lebih banyak isinya : gelas yang semula atau gelas yang baru. Anak menjawab bahwa jumlah cairan pada gelas semula lebih banyak,karna permukaan cairannya lebih tinggi. Disini terlihat kemampuan anak dan terpusat hanya satu dimensi, yaitu tinggi.
c.       Semilogical reasoning. Anak anak mencoba  untuk menjelaskan peristiwa peristiwa alam yang misterius, yang dialminya dalam kehidupan sehari hari.

D.     PERKEMBANGAN EMOSIONAL

Selama awal masa kanak-kanak emosi sangat kuat. Saat ini merupakan saat  ketidakseimbangan karena anak-anak “keluar dari fokus”, dalam arti bahwa ia mudah terbawa ledakan-ledakan emosional sehingga sulit dibimbing dan diarahkan. 
Beberapa jenis emosi yang berkembang pada masa anak, yaitu sebagai berikut:
a.       Takut, yaitu perasaan terancam oleh suatu objek yang dianggap membahayakan. Pembiasaan, peniruan, dan ingatan tentang pengalaman yang kurang menyenangkan berperan penting dalam menimbulkan rasa takut, seperti cerita-cerita,  Rasa takut terhadap sesuatu berlangsung melalui   tahapan :
1.)          Mula mula tidak takut, karena anak belum sanggup melihat kemungkinan bahaya yang terhadap  dalam objek.
2.)          Timbul rasa takut setelah mengenal adanya bahaya.
3.)          Rasa takut bisa hilang kembali setelah mengetahui cara-cara menghindar dari bahaya.
b.      Cemas, yaitu perasaan takut yang bersifat khayalan, yang tidak ada objeknya. Contoh perasaan cemas : anak takut berada di dalam kamar yang gelap, takut hantu, dan sebagainya.
c.       Marah, merupakan perasaan tidak senang, atau benci baik terhadap orang lain, diri sendiri, atau objek tertentu, yang diwujudkan dalam bentuk verbal (kata-kata kasar/ makian/ sumpah serapah ), atau nonverbal ( seperti mencubit, memukul, menampar, menendang, dan merusak). Pada masa ini rasa marah sering terjadi karena :
1.)      Banyak stimulus yang menimbulkan rasa marah, dan
2.)       Banyak anak yang menemukan bahwa marah merupakan cara yang baik untuk mendapatkan perhatian atau memuaskan keinginannya.
d.      Cemburu, yaitu perasaan tidak senang terhadap orang lain yang dipandang telah merebut kasih sayang dari seseorang yang telah mencurahkan kasih sayang kepadanya. Perasaan cemburu ini di ikuti dengan ketegangan, yang biasanya dapat diredakan dengan reaksi-reaksi :
1.)      Agresif atau permusuhan terhadap saingan;
2.)      Regresif, yaitu perilaku kekanak-kanakan, seperti ngompol, atau mengisap jempol;
3.)      Sikap tidak peduli;
4.)      Menjauhkan diri dari saingan.
e.       Kegembiraan, kesenangan, kenikmatan, yaitu perasaan yang positif, nyaman, karena terpenuhi keinginannya.
f.       Kasih sayang, yaitu perasaan senang untuk memberikan perhatian, atau perlindungan terhadap orang lain, hewan atau benda. Kasih sayang anak kepada orang tua atau saudaranya, amat dipengaruhi oleh iklim emosional dalam keluarganya. Apabila orang tua dan saudaranya menaruh kasih sayang kepada anak, maka dia pun akan menaruh kasih sayang kepada mereka.
g.      Phobi, yaitu perasaan takut terhadap objek yang tidak patut untuk ditakutinya (takut yang abnormal) seperti takut ular, takut kecoa, dan takut air.  Perasaan ini muncul akibat perlakuan orang tua yang suka menakut-nakuti anak, sebagai cara orang tua untuk menghukum, atau menghentikan perilaku anak yang tidak disenanginya.
h.      Ingin tahu (curiosity), yaitu perasaan ingin mengenal, mengetahui segala sesuatu atau objek-objek, baik yang bersifat fisik maupun nonfisik. Perasaan ini ditandai dengan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan anak. Seperti anak bertanya tentang : dari mana dia berasal, siapa Tuhan, dan di mana Tuhan berada. Masa bertanya (masa haus nama ) ini dimulai pada usia 3 tahun dan mencapai puncaknya pada usia sekitar 6 tahun.
Perkembangan emosi yang sehat sangat membantu bagi keberhasilan anak belajar. Oleh karena itu, dalam rangka mengembangkan emosi anak yang sehat, guru-guru ( di taman kanak-kanak ) seyogianya memberikan bimbingan kepada mereka, agar mereka dapat mengembangkan hal-hal berikut.
a.       Kemampuan untuk mengenal, menerima, dan berbicara tentang perasaan-perasaannya.
b.      Menyadari bahwa ada hubungan antara emosi dengan tingka laku sosial.
c.       Kemampuan untuk menyalurkan keinginannya tanpa mengganggu perasaan orang lain.
d.      Kemampuan untuk peka terhadap perasaan dan kebutuhan orang lain.
E.     PERKEMBANGAN BAHASA
Perkembangan bahasa anak usia prasekolah, dapat diklasifikasikan ke dalam dua tahap ( sebagai kelanjutan dari dua tahap sebelumnya) yaitu sebagai berikut :
a.       Masa ketiga (2,0-2,6) yang bercirikan
1)      Anak sudah mulai bisa menyusun kalimat tunggal yang sempurna.
2)      Anak sudah mampu memahami tentang perbandingan, misalnya burung pipit lebih kecil dari burung perkutut, anjing lebih besar dari kucing.
3)      Anak banyak menanyakan nama dan tempat : apa, di mana, dan dari mana.
4)      Anak sudah banyak menggunakan kata-kata yang berawalan dan yang berakhiran.
b.      Masa keempat (2, 6-6, 0 ) yang bercirikan
1)      Anak sudah dapat menggunakan kalimat majemuk beserta anak kalimatnya.
2)      Tingkat berfikir anak sudah lebih maju, anak banyak menanyakan soal waktu – sebab akibat melalui pertanyaan-pertanyaan : kapan ke mana,  mengapa, dan bagaimana.
Untuk membantu perkembangan bahasa anak, atau kemampuan berkomunikasi maka orang tua dan guru Taman-Kanak-Kanak seyogianya memfasilitasi, memberi kemudahan, atau  peluang kepada anak dengan sebaik-baiknya. Berbagai peluang itu di antaranya sebagai berikut :
a.       Bertutur kata yang baik dengan  anak
b.       Mau mendengarkan pembicaraan anak
c.       Menjawab pertanyaan anak (jangan meremehkannya)
d.      Mengajak berdialog dalam hal-hal sederhana, seperti memelihara kebersihan rumah, sekolah, dan memelihara kesehatan diri
e.       Di Taman Kanak-Kanak, anak dibiasakan untuk bertanya, mengekspresikan keinginannya, menghafal dan melantunkan lagu dan puisi.

F.     PERKEMBANGAN SOSIAL
Tanda-tanda perkembangan sosial pada tahap ini adalah :
a.       Anak mulai mengetahui aturan-aturan, baik di lingkungan keluarga maupun dalam lingkungan bermain.
b.      Sedikit demi sedikit anak sudah mulai tunduk pada peraturan.
c.       Anak mulai menyadari hak atau kepentingan orang lain
d.      Anak mulai dapat bermain bersama anak-anak lain, atau teman sebaya (peer group).
Jenis hubungan sosial lebih penting dari pada jumlahnya. Kalau anak menyenangi hubungan dengan orang lain meskipun hanya kadang-kadang saja, maka sikap terhadap kontak sosial mendatangkan lebih baik dari pada hubungan sosial yang sering tetapi sifat hubungannya kurang baik. Anak yang lebih menyukai interaksi dengan manusia dari pada benda akan lebih mengembangkan kecakapan sosial sehingga mereka lebih populer daripada anak yang interaksi sosialnya terbatas.
G.    PERKEMBANGAN BERMAIN
Usia anak  prasekolah dapat dikatakan sebagai masa bermain, karena setiap waktunya diisi dengan kegiatan bermain. Yang dimaksud dengan kegiatan bermain disini adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan kebebasan batin untuk memperoleh kesenangan.
Secara psikologis dan pedagogis, bermain bermain mempunyai nilai-nilai yang sangat berharga bagi anak, di antaranya :
a.       Anak memperoleh perasaan puas, senang, bangga, atau berkatarsis (peredaan ketegangan)
b.      Anak dapat mengembangkan sikap percaya diri, tanggung jawab, dan kooperatif (mau bekerja sama)
c.       Anak dapat mengembangkan daya fantasi, atau kreativitas  (terutama permainan fiksi dan konstruksi)
d.      Anak dapat mengembangkan sikap sportif, tenggang rasa atau toleran terhadap orang lain.

H.    PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN
Polan kepribadian mulai berbentuk dalam awal masa kanak-kanak. Karena orang tua, saudara-saudara kandung dan sanak saudara yang lainnya merupakan dunia sosial bagi anak-anak, maka bagaimana perasaan mereka kepada anak-anak dan bagaimana perlakuan mereka merupakan faktor penting dalam pembentukan konsep-diri, yaitu inti pola kepribadian.
Dengan berjalannya periode awal masa kanak-kanak, anak semakin banyak berhubungan dengan teman-teman sebayanya, baik di lingkungan tetangga, di lingkungan prasekolah atau di pusat perawatan anak. Sikap dan cara teman-teman memperlakukannya mulai membawa pengaruh dalam konsep-diri, pengaruh mana dapat mendorong atau melawan dan bertentangan dengan pengaruh-pengaruh dari keluarga.  Sikap awal teman-teman, seperti halnya sikap anggota-anggota keluarga yang berarti, berperan penting karena sekali dasar untuk konsep diri telah diletakkan maka agak sulit untuk dirubah.

I.       PERKEMBANGAN MORAL
Awal masa kanak-kanak ditandai dengan apa yang oleh Piaget disebut “moralitas melalui paksaan”. Dalam tahap perkembangan moral ini anak-anak secara otomatis mengikuti peraturan-peraturan tanpa berfikir atau menilai, dan ia menganggap orang-orang dewasa yang berkuasa sebagai maha kuasa. Ia juga menilai  semua perbuatan sebagai benar atau salah berdasarkan akibat-akibatnya dan bukan berdasarkan pada motivasi yang mendasarinya.  Menurut sudut pandang anak-anak, perbuatan yang “salah” adalah yang mengakibatkan hukuman, baik oleh orang lain maupun oleh faktor-faktor alam atau gaib.
Dalam rangka membimbing perkembangan moral anak prasekoalh ini, sebaiknya orang tua atau guru-guru TK, melakukan upaya-upaya sebagai berikut :
a.       Memberikan contoh atau teladan yang baik, dalam berperilaku atau bertutur kata.
b.      Menanamkan kedisiplinan kepada anak, dalam berbagai aspek kehidupan, seperti memelihara kebersihan atau kesehatan, dan tata-krama atau berbudi pekerti luhur.
c.       Mengembangkan wawasan tentang nilai-nilai moral kepada anak, baik melalui pemberian informasi, atau melalui cerita, seperti tentang : riwayat orang-orang yang baik (para nabi dan pahlawan), dunia binatang yang mengisahkan tentang nilai kejujuran, kedermawanan, kesetiakawanan atau kerajinan.

J.      PERKEMBANGAN KESADARAN BERAGAMA
Kesadaran beragama pada usia ini ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut :
a.       Sikap keagamaannya bersifat reseptif (menerima) meskipun banyak bertanya.
b.      Pandangan ketuhanannya bersifat anthropormorph (dipersonifikasikan)
c.       Penghayatan secara rohaniyah masih superficial (belum mendalam)
d.      Hal ketuhanan dipahamkan secara ideosyncritic (menurut khayalan pribadinya) sesuai dengan taraf berfikirnya yang masih bersifat egosentrik (memandang segala sesuatu dari sudut dirinya).







BAB III
PENUTUP
A.    Simpulan
Masa kanak-kanak  awal (2-6 tahun) merupakan masa-masa emas karena pada masa ini anak mengalami perkembangan-perkembangan yang sangat pesat. Baik itu perkembangan secara fisik maupun perkembangan non fisik yang lainnya, seperti perkembangan intelektual, emosional, kepribadian, moral, dan lain sebagainya. Anak lebih banyak bertanya dan ingin mengetahui sesuatu yang belum ia ketahui sebelumnya. Pada masa ini peran orang tua, lingkungan, teman sebaya, serta guru sangat berpengaruh dalam membentuk kepribadian si anak. Oleh karena itu pengaruh-pengaruh yang baik akan membentuk kepribadian yang baik terhadap anak, tapi sebaliknya jika pengaruh-pengaruh tersebut tudak baik maka kepribadian anak pun bisa menjadi tidak baik karena pada masa ini mereka sedang mengalami perkembangan-perkembangan untuk membentuk kepribadiannya.

B.     Saran
Masa kanak-kanak merupakan masa yang terpanjang dalam rentang kehidupan, saat dimana individu relatif tidak berdaya dan tergantung pada orang lain. Hendaknya orang lain tersebut mampu memberikan pengaruh-pengaruh yang baik kepada anak sehingga ia dapat melakukan perkembangan dengan baik dalam membentuk kepribadiannya.





  


 




DAFTAR PUSTAKA
Yusuf, Syamsu. 2011. Psikologi perkembangan Anak & Remaja. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Hurlock, B. Elizabeth. 2009. Psikologi Perkembangan. Jakarta : Erlangga.

Kartono, Kartini. 2007. Psikologi Anak ( Psikologi Perkembangan). Bandung : CV. Mandar Maju.
MAKALAH PSIKOLOGI ANAK “MASA KANAK-KANAK AWAL” MAKALAH PSIKOLOGI ANAK “MASA KANAK-KANAK AWAL” Reviewed by Agungwee777 on 09:48 Rating: 5

1 comment:

  1. Welcome to JTM Hospitality® Casino and Hotel in Hanover, Maryland
    › › Hanover, Maryland › 영주 출장샵 › Hanover, Maryland 경주 출장마사지 The JTM Hospitality Group is excited to welcome you back 광양 출장샵 to 광주광역 출장마사지 Hanover for an unforgettable stay and a 고양 출장샵 full-service spa, 4 dining options,

    ReplyDelete

Powered by Blogger.